· Sistem pernapasan
bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam dan keluar tubuh.
Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah oksigen, sedangkan yang dikeluarkan
adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan berfungsi untuk memasok oksigen ke
sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk membakar sari-sari
makanan supaya dihasilkan tenaga.
· Organ penyusun sistem pernafasan pada manusia:
Sumber: http://biologiumum.com/wp-content/uploads/2014/01/paru-paru.jpg
1. Hidung, merupakan muara keluar-masuknya udara pernapasan. udara
mengalami perlakuan.
(a) Udara yang masuk ke hidung akan disaring dulu oleh rambut hidung,
sehingga debu dan partikel kotoran tidak masuk ke dalam paru-paru.
(b) Udara dihangatkan oleh kapiler darah yang ada di dalam hidung,
sehingga suhunya sesuai dengan suhu tubuh.
(c) Udara dilembapkan oleh lapisan lendir yang
ada di dalam rongga hidung.
2. Faring, terletak di belakang mulut, tempat yang dilewati oleh udara,
makanan, dan air.
3. Laring, merupakan kotak suara tempat diproduksi suara.
4. Trakhea, sering disebut juga sebagai tenggorokan, merupakan sebuah
pipa udara yang mempunyai ruas-ruas menyerupai tumpukan cincin. Saluran ini
menuju ke arah bronkus.
5. Bronkus, merupakan saluran yang membawa udara dari trakhea menuju ke
paruparu.
6. Paru-paru, di dalam paru-paru, bronkus bercabang menjadi pipa-pipa
yang lebih kecil disebut bronkioli.
7. Bronkioli, merupakan cabang dari bronkus yang berada di dalam
paru-paru.
8. Alveoli, merupakan kantung udara, dinding alveoli tipis
dan menopang jaringan-jaringan kapiler, yaitu saluran halus yang berisi darah.
Dalam alveoli terjadi pertukaran gas oksigen dan gas karbondioksida.
·
Mekanisme
pernapasan, dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
1. Pernapasan Dada, adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk, yang berperan mengangkat tulang rusuk, sedangkan otot antartulang rusuk
dalam berperan menurunkan tulang rusuk ke posisi semula.
Mekanisme pernapasan dada dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase inspirasi, berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan dalam rongga dada
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
b. Fase ekspirasi, merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antartulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga volume rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam
rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan Perut, merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat sebagai berikut.
a. Fase inspirasi,
otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar. Akibatnya, volume
rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
b. Fase ekspirasi,
merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula)
sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar.
Akibatnya, udara keluar dari paru-paru keluar.
·
Mekanisme Pertukaran Gas
Oksigen dan Karbondioksida
Udara
lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara,
yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak
langsung. Pengambilan udara secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan
tubuh lewat proses difusi. Sementara udara yang dimasukan ke dalam tubuh
melalui saluran pernapasan dinamakan pernapasan tidak langsung.
Saat kita
bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata,
kita melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun
begitu, proses difusi pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru.
Bagian paru-paru yang mengalami proses difusi dengan udara yaitu gelembung
halus kecil atau alveolus. Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya
pernapasan, manusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran
gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan
eksternal dan internal.
Sumber : http://arinazulfayunitayunus.files.wordpress.com/2012/05/1-72.jpg
a. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru, udara yang masuk mengandung oksigen tersebut akan diikat
darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida
akan dilepas. Proses pertukaran O2 dari udara dalam
alveolus dengan CO2 dalam kapiler darah disebut dengan
pernafasan eksternal.
Pada pernapasan eksternal,
darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar
karbondioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3) dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
H + HCO3 =
H2CO3
Sisa karbondioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan
reaksi sebagai berikut:
H2CO3 =
H2O
+ CO2
Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah dapat
mempercepat reaksi. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yang telah
diangkut: HHb menjadi Hb. Selanjutnya hemoglobin mengikat oksigen dan menjadi
oksihemoglobin (HbO2) :
Hb + O2 = HbO2
Selama pernapasan eksternal, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran
gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah melalui difusi. Proses difusi
dapat terjadi pada paru-paru (alveolus) karena ada perbedaan tekanan
parsial antara udara dan darah dalam alveolus. Tekana parsial membuat
konsentrasi O2 dan CO2 pada darah dan udara berbeda.
Tekanan parsial O2 yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan pada alveolus. Dengan kata
lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, O2 dari udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus.
Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial
pada udara. Sehingga konsentrasi CO2 dalam darah lebih tinggi dibandingkan konsentrasi CO2 dalam udara. Akibatnya, CO2 pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa
keluar tubuh lewat hidung.
b. Pernapasa
Internal
Pada pernapasan internal darah masuk kedalam jaringan tubuh, O2 meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk kedalam
cairan jaringan tubuh.
Hb O2 = Hb + O2
Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalam cairan jaringan
dapat terjadi karena tekanan O2 didalam jaringan lebih rendah dibandingkan tekanan oksigen dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secara
terus menerus menggunakan O2 dalam respirasi selular. Oleh karena itu, O2 dalam
darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah
dibandingkan tekanan karbondioksida dalam jaringan. Akibatnya CO2 diangkut darah, sebagian kecilnya berikatan dengan
hemoglobin membentuk karboksihemoglobin (HbCO2):
CO2 + Hb =
HbCO2
Namun sebagian besar karbondioksida tersebut masuk kedalam plasma darah
dan bergabung dengan air menjadi asam bikarbonat ( H2CO3).
Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion yakni,
hidrogen dan ion bikarbonat.
H2CO3
=
H + HCO3
CO2 yang diangkat darah ini tidak
semuanya dibebaskan keluar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya
10% nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam
darah. Ion-ion bikarbonat didalam berfungsi sebagai buffer atau larutan
penyangga. Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga
stabilitas Ph ( derajat keasaman ) darah.
l Kecepatan Bernapas
Sistem pernapasan
tidak terlepas dari pengaturan oleh sistem saraf. Kita dapat menahan napas
selama beberapa menit. Namun, kemudian kita akan merasakan dorongan yang sangat
kuat untuk menarik napas. Bagian otak yang berperan dalam mengatur pernapasan
adalah bagian medula oblongata Ketika kandungan
O2 dalam darah sedikit, medula oblongata akan
mengirimkan impuls kepada otot tulang rusuk atau diafragma untuk
berkontraksi. Ketika darah banyak mengandung CO2, pH darah akan
mengalami perubahan. Perubahan pH ini dideteksi oleh medula oblongata. Sebagai
respons, medula oblongata mengirimkan impuls pada otot tulang rusuk untuk
berkontraksi lebih cepat atau lebih pendek sehingga volume rongga dada menjadi
lebih besar dan napas menjadi lebih dalam. Dengan demikian, lebih banyak
oksigen yang dapat diikat oleh darah dalam kapiler. Selain medula oblongata,
bagian lain dari sistem saraf yang ikut mengatur pernapasan adalah
bagian pons varoli di otak. Pada umumnya, laju pernapasan sesuai
dengan laju penambahan karbon dioksida dalam darah atau laju pengurangan
oksigen dalam darah dan jaringan. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis
aktivitas. Ketika melakukan aktivitas berat, kita akan terengah-engah. Hal
tersebut terjadi karena peningkatan metabolisme dalam jaringan, terutama
otot sehingga terjadi peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah.
l Berbagai Jenis Volume Udara Pernapasan
Sumber:http://4.bp.blogspot.com/-tV875UOLZLo/UMqweFRQkQI/AAAAAAAAEAA/
u5ghTBbqyEA/ s1600/Grafik-volume-udara-pernapasan-pada-manusia.jpg
Jenis Volume
|
Ukuran Volume
|
Pengertian
|
Tidal
|
500 cc
|
Volume udara yang
masuk dan keluar paruparu saat terjadi pernapasan biasa.
|
Suplemen
|
1500 cc
|
Volume udara yang
masih dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah ekspirasi normal.
|
Komplemen
|
1500 cc
|
Volume udara yang
masih dapat dihirup setelah inspirasi normal.
|
Vital
|
3500 cc
|
Jumlah volume tidal + volume suplemen + volume komplemen atau volume maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu ekspirasi
setelah inspirasi maksimal.
|
Residu
|
1000 cc
|
Volume udara yang
tersisa di dalam paruparu setelah melakukan ekspirasi maksimal.
|
Total
|
4500 cc
|
Jumlah volume
Vital + Volume Residu. Volume udara seluruhnya yang dapat ditampung paru-paru
|
l Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan
a. Alergi, karena debu dapat menimbulkan
bersin-bersin, lalu rongga hidung membengkak dan gatal sehingga
terjadi batuk-batuk baik ringan maupun berat. Reaksi alergi dapat dikurangi
dengan memberikan senyawa antihistamin atau pereda alergi.
b. Selesma (pilek yang mengiringi influensa),
merupakan kondisi hidung berair atau mungkin tersumbat lendir
diikuti dengan hilangnya sensitivitas indera penciuman. Selesma disebabkan oleh
infeksi virus. Pada umumnya dapat sembuh sendiri setelah beberapa hari.
c. Mimisan, terjadi akibat pecahnya pembuluh
darah yang ada di dalam hidung. Mimisan sering terjadi pada anak-anak. Namun,
dapat pula terjadi pada orang dewasa yang memiliki hipertensi dan gejala
stroke.
d. Polip, merupakan jenis tumor jinak yang
menyumbat sebagian jalan udara pada hidung. Sering menimbulkan suara yang
sengau dan dapat mengakibatkan kesulitan bernapas. Polip dapat dibuang melalui
operasi.
e. Rhinitis, merupakan radang selaput hidung yang
disebabkan oleh bakteri. Dapat pula disebabkan oleh selesma maupun alergi.
f. Sinusitis, berupa peradangan yang bisa
menyebabkan sakit kepala dan nyeri pada tulang pipi.
g. Laringitis, merupakan peradangan pada kotak
suara yang menimbulkan suara menjadi lirih bahkan mungkin dapat tidak terdengar
sama sekali. Dapat disembuhkan dengan jalan mengistirahatkan pita suara.
h. Trakheitis, berupa peradangan pada trakhea
yang pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
i. Bronkhitis, merupakan peradangan pada bronkhus
yang disebabkan oleh infeksi dan dapat diperparah oleh asap, misalnya asap
rokok dan asap polusi.
j. Pneumonia, diawali dengan adanya gejala radang
pada paruparu dan paru-paru terisi dengan cairan radang. Pneumonia disebabkan
oleh infeksi bakteri atau virus. Dapat pula disebabkan oleh asap rokok dan asap
polusi.
k. Pleuritis, berupa radang selaput yang
menyelubungi paru yang disebut sebagai selaput pleura. Radang ini sering
diikuti rasa nyeri.
l. Tuberkulosis paru, merupakan penyakit yang
disebabkan oleh parasit.
m. ISPA (infeksi saluran pernapasan atas),
terjadi pada anak-anak atau penduduk di wilayah yang kurang sehat.
n. Asma (sesak napas), disebabkan oleh faktor
genetik, dapat berupa penyempitan saluran napas dan paru-paru.
o. Emfisema, merupakan pembengkakan paru-paru
karena pembuluh darah nya kemasukan udara.
p. Kanker paru-paru, merupakan salah satu yang
paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali.
Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu
kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok.
Nah, untuk lebih memaham sistem
pernafasan manusia, berikut animasi pembelajaran mengenai sistem pernafasan
manusia.
--UJI KRITIS DAN ANALISIS--
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
KEGIATAN 1
A. Tujuan
Mengetahui volume pernapasan pada paru-paru
B. Alat dan Bahan
1. Timbangan badan
2. Baskom
3. Selang
4. Gelas Ukur
5. Botol aqua ukuran 1,5 liter
6. Spidol
7. Air
8. Pewarna makanan
C.
Langkah Kegiatan
Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-xKnKtJ_G4YM/TVqOPrvazSI/AAAAAAAAB7E/odLEq5F-QjM/s200/respirometer%2B2.jpg
1. Timbanglah berat
badan naracoba.
2. Isi botol aqua sampai
penuh dengan air yang sebelumnya telah diberi pewarna secara bertahap sebanyak
10 mL sambil diberi skala dengan menggunakan spidol.
3. Isilah baskom dengan
air sampai penuh.
4. Masukkan botol
aqua yang berisi air ke dalam baskom dalam posisi terbalik.
5. Masukkan selang ke
dalam botol aqua dengan salah satu ujungnya yang ditutupi dengan jari.
6. Tariklah napas secara
biasa dan hembuskan secara biasa pula melalui selang.
7. Amati volume air yang
turun pada botol aqua (volume air yang turun adalah volume kapasitas tidal).
8. Minta naracoba untuk
berlari-lari selama dua menit.
9. Tarik napas secara
biasa dan hembuskan secara biasa setelah selasai berlari.
10. Amati volume air
yang turun.
11. Setelah naracoba
kembali dalam kondisi rileks, lakukan langkah 6-10 dengan menarik napas
sedalam-dalamnya kemudian menghembuskan secara biasa dan menarik napas secara
biasa kemudian menghembuskan sedalam-dalamnya.
12. Lakukan langkah di
atas untuk naracoba dengan berat badan yang berbeda.
D. Tabel Pengamatan
NO
|
Naracoba
|
Berat
badan
|
Volume
kapasitas
|
|||||
Tidal
|
Inspirasi
|
Ekspirasi
|
||||||
Sebelum
berlari
|
Sesudah
berlari
|
Sebelum
berlari
|
Sesudah
berlari
|
Sebelum
berlari
|
Sesudah
berlari
|
|||
1
|
|
|||||||
2
|
|
|||||||
3
|
|
|
E.
Pertanyaan
1. Berapakah
volume kapasitas tidal, inspirasi, dan ekspirasi paru-paru?
2. Bagaimanakah hasil pengukuran yang
diperoleh dari setiap naracoba sama? Jika tidak, apa alasannya?
3. Bagaimana
pengaruh aktifitas terhadap kapasitas paru-paru?
4. Bagaimana
pengaruh berat badan terhadap kapasitas paru-paru?
5. Bagaimanakah
kesimpulan dari kegiatan ini ?
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
KEGIATAN 2
A. Tujuan
Mengetahui bahwa udara yang keluar dari paru-paru mengandung
karbondioksida dan uap air.
B. Alat dan bahan
1. Gelas
2. Air kapur
3. Selang plastik
4. Cermin
C. Cara kerja
1. Membuat air
kapur dengan cara memasukkan satu genggam kapur padat ke dalam 1 liter air,
kemudian diaduk sampai rata. Agar partikel kapur mengendap, larutan tersebut
didiamkan selama satu hari. Mengambil air jernih di atas endapan kapur dan
mencatat tingkat kejernihannya.
2. Menyediakan dua
buah tabung reaksi. Memberi tanda gelas piala satu dengan angka 1 dan gelas
piala lain dengan angka 2. Mengisi masing-masing gelas piala dengan air kapur
sebanyak 100 ml. Mencatat kejernihan atau warna air kapur dalam masing-masing
gelas kimia dalam tabel pengamatan.
3. Menghembuskan
nafas ke dalam air dari gelas piala 1 melalui sedotan limun, gelas 2 tanpa
diberi hembusan nafas. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada gelas piala.
Membandingkan hasil reaksi tersebut.
4. Mengambil kaca
dan hembuskan nafas ke permukaan kaca. Mencatat apa yang terjadi.
D. Pertanyaan
1.
Apakah yang terjadi pada air kapur setelah kamu menghembuskan napas ke
dalamnya?
2. Apakah yang menyebabkan hal ini terjadi? Jelaskan!
3. Buatlah kesimpulan!
4.
Bagaimanakah permukaan cermin? Buatlah kesimpulan! Diskusikan dengan teman
sekelompokmu.
--Knowledge is not enough; we must
apply. Willing is not enough; we must do--
0 komentar:
Posting Komentar